Pasar forex merupakan lingkungan yang sangat dinamis dengan berbagai macam aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang trader dalam menjalankan strategi forex-nya. Banyaknya hal penting yang harus diperhatikan terkadang membuat seorang trader melupakan hal-hal yang (dianggap) kecil, namun ternyata berdampak besar. Salah satu hal sering dianggap “kecil” itu adalah stop-loss, yang padahal ternyata bisa mengubah dunia Anda. Dalam belajar forex kali ini, kita akan belajar untuk lebih memahami “si kecil” yang ternyata besar ini.
Stop-loss – nama lengkapnya adalah stop-loss order – bisa menjadi alat yang sangat berguna, jika Anda tahu bagaimana menggunakannya. Yuk, kita kupas bersama.
Apakah stop-loss itu?
Stop-loss sebenarnya adalah order yang ditempatkan untuk menutup transaksi terbuka dengan tujuan untuk membatasi resiko kerugian. Misalnya, Anda membuka transaksi forex: Buy 1 lot AUD/USD di harga 0.81400. Sebagai strategi forex untuk membatasi resiko dalam trading Anda menempatkan stop-loss di harga 0.81000. Ini berarti jika harga kemudian turun ke 0.81000, maka transaksi Anda tersebut akan ditutup di harga 0.81000 dengan kerugian sebesar $400.
Sisi positif dan negatif
Tidak ada orang yang mau mengalami kerugian, namun dalam trading mau tidak mau Anda harus belajar menghadapi resiko tersebut. Telah disebutkan sebelumnya bahwa Anda bisa membatasi resiko kerugian yang mungkin bisa Anda derita dengan menempatkan stop-loss.
Sisi positif dari menempatkan stop-loss adalah Anda tidak perlu terus menerus melihat grafik pergerakan harga. Cukup tempatkan level stop-loss dan resiko Anda sudah terbatasi dengan sendirinya, tanpa Anda perlu terpaku di depan monitor Anda. Bahkan – ekstrimnya – Anda boleh mematikan komputer Anda dan pergi berbelanja, bermain bilyar, atau menonton film kesukaan Anda. Resiko Anda sudah dibatasi oleh stop-loss.
Namun setiap hal memiliki sisi positif sekaligus negatif, demikian juga dengan stop-loss.
Bisa saja terjadi skenario seperti ini: stop-loss yang Anda tempatkan hanya “dicolek” oleh pergerakan harga, lalu kemudian harga berbalik arah dan justru menemui target profit Anda. Misalnya dalam contoh transaksi yang disebutkan di atas (Buy 1 lot AUD/USD di harga 0.81400; stop-loss di harga 0.81000): setelah harga menyentuh level 0.81000 (stop-loss) ternyata kemudian harga langsung rebound dan bahkan mencapai angka 0.81800. Cukup menyesakkan dada, ya?
Tetapi cobalah berpikir seperti ini: Anda TIDAK PERNAH tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan kata lain, Anda – bahkan siapa pun – tidak pernah tahu pasti pergerakan pasar selanjutnya. Dalam forex trading semua kemungkinan bisa terjadi: harga bisa saja rebound, namun JUGA BISA MELANJUTKAN PERGERAKAN TURUN sehingga kerugian Anda akan semakin besar dan strategi forex yang telah Anda susun dengan susah payah tak lagi berguna. Semua peluang terbuka.
Pertanyaannya kemudian adalah: apakah Anda sanggup menghadapi kerugian yang lebih besar daripada sekedar minus $400? Mana yang lebih menyakitkan: kehilangan $400 (sesuai dengan toleransi resiko Anda), atau mengalami kerugian yang jauh lebih besar lantaran Anda tak membatasi resiko Anda?
Yang paling penting adalah bahwa stop-loss memungkinkan seorang trader untuk segera membuat keputusan tanpa ada keterlibatan emosi. Orang cenderung “jatuh cinta” pada transaksinya; ia tak mau membuang transaksi itu meskipun kerugian semakin menggunung. Trader seperti itu selalu berharap dan berharap pasar akan berbalik arah. Padahal, dalam penantian itu, resiko yang dihadapinya semakin membesar.
Aturan menempatkan stop-loss
Dalam forex trading, Anda harus – bahkan WAJIB – belajar menerapkan strategi forex yang perlu untuk membatasi resiko. Semua trader sukses setuju dengan hal ini.
Kunci untuk memperkecil kemungkinan stop-loss “terjilat” oleh pergerakan harga adalah teknik penempatan stop-loss itu sendiri. Sebaiknya Anda mengikuti sinyal di time-frame yang tidak terlalu pendek untuk menghindari pergerakan harga yang tiba-tiba. Tempatkanlah stop-loss Anda beberapa pips di atas resistance kunci (jika posisi Anda adalah sell) atau di bawah support kunci (jika posisi Anda adalah buy). Secara teknikal, ada metode yang mengajarkan menempatkan sekitar 100-200 pips (untuk quote 5 desimal). Ada banyak metode menentukan resistance dan support kunci, Anda tinggal mempelajarinya saja.
Lebih penting lagi adalah menempatkan stop-loss sesuai dengan toleransi resiko yang sudah Anda tetapkan dalam trading plan. Misalnya, Anda memiliki modal sebesar $ 10,000 dan mengalokasikan resiko sebsar 5% per transaksi, maka stop-loss Anda tidak boleh lebih dari sebesar $500.
Tak sekedar membatasi kerugian
Asal muasal stop-loss memang bertujuan untuk membatasi kerugian, sesuai dengan namanya. Namun dalam perkembangannya, stop-loss ternyata bisa juga untuk membiarkan keuntungan yang telah Anda peroleh berpotensi menjadi semakin besar. Bagaimana caranya?
Teknik itu bernama “trailing stop”. Dalam kasus ini, “stop-loss” tak lagi berperan untuk membatasi kerugian, melainkan “mengunci” keuntungan di level tertentu. Seperti apa ceritanya?
Mari kita kembali ke contoh transaksi yang disebutkan sebelumnya. Asumsikan Anda melakukan forex trading dan membuka posisi Buy AUD/USD di harga 0.81400. Anda telah belajar bahwa Anda harus membatasi resiko, dan sebagai strategi forex-nya Anda menempatkan stop-loss di 0.81000.
Ternyata kemudian harga terus bergerak naik; katakanlah hingga ke 0.82000. Di level tersebut, Anda sudah memperoleh floating profit (unrealized profit) sebesar $600 (kondisi floating profit adalah ketika posisi Anda sudah untung namun posisi tersebut belum ditutup). Dalam kondisi tersebut, alih-alih menutup transaksi, Anda justru memindahkan (istilahnya amend) stop-loss yang tadinya berada di 0.81000 ke 0.81600. Dengan demikian, jika nanti harga turun dari 0.82000 ke 0.81600, posisi Anda akan ditutup di kisaran 0.81600, dengan hasil keuntungan sebesar $200.
Kesimpulan
Dalam forex trading, stop-loss merupakan strategi forex yang paling mudah namun berdampak sangat signifikan dalam upaya Anda membatasi resiko. Memang benar bahwa ada cara lain seperti switching atau averaging, namun semua itu memiliki efek samping berupa beban psikologis yang jauh lebih besar.
Meskipun mudah sayangnya banyak trader yang “gagal” menggunakannya, entah itu untuk membatasi resiko maupun mengunci keuntungan. Anda harus memperlakukan stop-loss seperti premi asuransi, di mana Anda tidak pernah berharap akan menggunakannya namun ketika resiko terjadi, Anda tetap tenang karena Anda tahu bahwa Anda sudah memiliki pengaman.
Merugi memang tidak enak, namun lebih tidak enak lagi jika kerugian yang diderita semakin menggunung lantaran tidak dibatasi. Sakitnya tuh di dompet….
Jadi, pergunakanlah stop-loss.
Stop-loss – nama lengkapnya adalah stop-loss order – bisa menjadi alat yang sangat berguna, jika Anda tahu bagaimana menggunakannya. Yuk, kita kupas bersama.
Apakah stop-loss itu?
Stop-loss sebenarnya adalah order yang ditempatkan untuk menutup transaksi terbuka dengan tujuan untuk membatasi resiko kerugian. Misalnya, Anda membuka transaksi forex: Buy 1 lot AUD/USD di harga 0.81400. Sebagai strategi forex untuk membatasi resiko dalam trading Anda menempatkan stop-loss di harga 0.81000. Ini berarti jika harga kemudian turun ke 0.81000, maka transaksi Anda tersebut akan ditutup di harga 0.81000 dengan kerugian sebesar $400.
Sisi positif dan negatif
Tidak ada orang yang mau mengalami kerugian, namun dalam trading mau tidak mau Anda harus belajar menghadapi resiko tersebut. Telah disebutkan sebelumnya bahwa Anda bisa membatasi resiko kerugian yang mungkin bisa Anda derita dengan menempatkan stop-loss.
Sisi positif dari menempatkan stop-loss adalah Anda tidak perlu terus menerus melihat grafik pergerakan harga. Cukup tempatkan level stop-loss dan resiko Anda sudah terbatasi dengan sendirinya, tanpa Anda perlu terpaku di depan monitor Anda. Bahkan – ekstrimnya – Anda boleh mematikan komputer Anda dan pergi berbelanja, bermain bilyar, atau menonton film kesukaan Anda. Resiko Anda sudah dibatasi oleh stop-loss.
Namun setiap hal memiliki sisi positif sekaligus negatif, demikian juga dengan stop-loss.
Bisa saja terjadi skenario seperti ini: stop-loss yang Anda tempatkan hanya “dicolek” oleh pergerakan harga, lalu kemudian harga berbalik arah dan justru menemui target profit Anda. Misalnya dalam contoh transaksi yang disebutkan di atas (Buy 1 lot AUD/USD di harga 0.81400; stop-loss di harga 0.81000): setelah harga menyentuh level 0.81000 (stop-loss) ternyata kemudian harga langsung rebound dan bahkan mencapai angka 0.81800. Cukup menyesakkan dada, ya?
Tetapi cobalah berpikir seperti ini: Anda TIDAK PERNAH tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan kata lain, Anda – bahkan siapa pun – tidak pernah tahu pasti pergerakan pasar selanjutnya. Dalam forex trading semua kemungkinan bisa terjadi: harga bisa saja rebound, namun JUGA BISA MELANJUTKAN PERGERAKAN TURUN sehingga kerugian Anda akan semakin besar dan strategi forex yang telah Anda susun dengan susah payah tak lagi berguna. Semua peluang terbuka.
Pertanyaannya kemudian adalah: apakah Anda sanggup menghadapi kerugian yang lebih besar daripada sekedar minus $400? Mana yang lebih menyakitkan: kehilangan $400 (sesuai dengan toleransi resiko Anda), atau mengalami kerugian yang jauh lebih besar lantaran Anda tak membatasi resiko Anda?
Yang paling penting adalah bahwa stop-loss memungkinkan seorang trader untuk segera membuat keputusan tanpa ada keterlibatan emosi. Orang cenderung “jatuh cinta” pada transaksinya; ia tak mau membuang transaksi itu meskipun kerugian semakin menggunung. Trader seperti itu selalu berharap dan berharap pasar akan berbalik arah. Padahal, dalam penantian itu, resiko yang dihadapinya semakin membesar.
Aturan menempatkan stop-loss
Dalam forex trading, Anda harus – bahkan WAJIB – belajar menerapkan strategi forex yang perlu untuk membatasi resiko. Semua trader sukses setuju dengan hal ini.
Kunci untuk memperkecil kemungkinan stop-loss “terjilat” oleh pergerakan harga adalah teknik penempatan stop-loss itu sendiri. Sebaiknya Anda mengikuti sinyal di time-frame yang tidak terlalu pendek untuk menghindari pergerakan harga yang tiba-tiba. Tempatkanlah stop-loss Anda beberapa pips di atas resistance kunci (jika posisi Anda adalah sell) atau di bawah support kunci (jika posisi Anda adalah buy). Secara teknikal, ada metode yang mengajarkan menempatkan sekitar 100-200 pips (untuk quote 5 desimal). Ada banyak metode menentukan resistance dan support kunci, Anda tinggal mempelajarinya saja.
Lebih penting lagi adalah menempatkan stop-loss sesuai dengan toleransi resiko yang sudah Anda tetapkan dalam trading plan. Misalnya, Anda memiliki modal sebesar $ 10,000 dan mengalokasikan resiko sebsar 5% per transaksi, maka stop-loss Anda tidak boleh lebih dari sebesar $500.
Tak sekedar membatasi kerugian
Asal muasal stop-loss memang bertujuan untuk membatasi kerugian, sesuai dengan namanya. Namun dalam perkembangannya, stop-loss ternyata bisa juga untuk membiarkan keuntungan yang telah Anda peroleh berpotensi menjadi semakin besar. Bagaimana caranya?
Teknik itu bernama “trailing stop”. Dalam kasus ini, “stop-loss” tak lagi berperan untuk membatasi kerugian, melainkan “mengunci” keuntungan di level tertentu. Seperti apa ceritanya?
Mari kita kembali ke contoh transaksi yang disebutkan sebelumnya. Asumsikan Anda melakukan forex trading dan membuka posisi Buy AUD/USD di harga 0.81400. Anda telah belajar bahwa Anda harus membatasi resiko, dan sebagai strategi forex-nya Anda menempatkan stop-loss di 0.81000.
Ternyata kemudian harga terus bergerak naik; katakanlah hingga ke 0.82000. Di level tersebut, Anda sudah memperoleh floating profit (unrealized profit) sebesar $600 (kondisi floating profit adalah ketika posisi Anda sudah untung namun posisi tersebut belum ditutup). Dalam kondisi tersebut, alih-alih menutup transaksi, Anda justru memindahkan (istilahnya amend) stop-loss yang tadinya berada di 0.81000 ke 0.81600. Dengan demikian, jika nanti harga turun dari 0.82000 ke 0.81600, posisi Anda akan ditutup di kisaran 0.81600, dengan hasil keuntungan sebesar $200.
Kesimpulan
Dalam forex trading, stop-loss merupakan strategi forex yang paling mudah namun berdampak sangat signifikan dalam upaya Anda membatasi resiko. Memang benar bahwa ada cara lain seperti switching atau averaging, namun semua itu memiliki efek samping berupa beban psikologis yang jauh lebih besar.
Meskipun mudah sayangnya banyak trader yang “gagal” menggunakannya, entah itu untuk membatasi resiko maupun mengunci keuntungan. Anda harus memperlakukan stop-loss seperti premi asuransi, di mana Anda tidak pernah berharap akan menggunakannya namun ketika resiko terjadi, Anda tetap tenang karena Anda tahu bahwa Anda sudah memiliki pengaman.
Merugi memang tidak enak, namun lebih tidak enak lagi jika kerugian yang diderita semakin menggunung lantaran tidak dibatasi. Sakitnya tuh di dompet….
Jadi, pergunakanlah stop-loss.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar atau masukan terhadap materi yang sudah dibahas di atas. Dilarang melakukan SPAM dan promo. Salam Profit