Ada sebuah pepatah mengatakan :
“Kenalilah diri Anda terlebih dahulu sebelum Anda mengenali musuh.”
Kutipan di atas dimaksudkan agar kita dapat mengenali diri kita terlebih dahulu sebelum kita benar-benar bertarung di arena forex. Pengenalan diri dinilai sangat penting, karena dengan mengetahui karakter dan kepribadian diri sendiri, kita dapat menemukan pola trading yang tepat dan sesuai sehingga mampu menjadi penunjang dan penghasil profit bagi trading kita. Terdapat bermacam-macam karakteristik trader dalam forex. Namun, secara umum tipe trader dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu: Scalper, Intraday, dan Swinger.
Scalper
Scalper adalah sebutan untuk trader yang menganut paham scalping. Scalping sendiri berasal dari bahasa inggris dengan kata dasar scalp yang artinya lompatan kutu atau juga lompatan kecil. Sesuai dengan artinya, penganut paham ini lebih senang melakukan “lompatan-lompatan” kecil atau bisa diartikan mengambil keuntungan yang cenderung kecil namun dalam jumlah transaksi besar (lot) atau banyak (posisi). Keuntungan yang ditargetkan scalper umumnya berkisar 10 – 15 pips per transaksi.
Scalper lebih senang menggunakan Timeframe (TF) kecil untuk eksekusinya. Mereka biasa menggunakan TF mulai dari yang terkecil M1, M5, sampai dengan H1. Penggunaan TF kecil (M1 dan M5) ini sangat tidak disarankan bagi pemula karena fluktuasi dan volatilitas harga yang terjadi di TF ini sangatlah tinggi dan cepat sehingga dapat menyulitkan dalam menganalisa harga. Scalper juga dituntut memiliki kesabaran dan mental yang bagus karena dalam prakteknya nanti mereka akan jarang sekali menggunakan Stop Loss (SL) sehingga mewajibkan mereka “memakan” waktu lebih lama di depan layar untuk memantau pergerakan harga. Pemantauan ini bertujuan agar scalper dapat menentukan langkah lanjutan—cutting loss (CL)—jika ternyata harga bergerak berlawanan dan cutting profit (CP) jika harga telah mencapai target yang ditentukan.
Intraday / Day Trader
Tipe ini adalah istilah untuk mereka yang membuka dan menutup posisinya pada hari yang sama atau biasa disebut juga trader harian. Meski dikatakan membuka dan menutup posisi pada hari yang sama, day trader sebenarnya sering menahan pergerakan hingga berhari-hari lamanya sampai target dan ekspektasinya tercapai. Lazimnya, day trader memiliki target profit 50 – 100 pips per transaksi sehingga memaksa mereka untuk menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari agar target yang telah ditentukan tercapai. Namun demikian, tak sedikit pula day trader yang memasang target melebihi angka 100 pips dalam setiap kali transaksinya.
Timeframe yang biasa digunakan day trader adalah M15 (per 15 menit) sampai dengan D1 (per 24 jam atau daily/harian). Mereka terbiasa menganalisa pergerakan agregat di timeframe besar seperti H4 (per 4 jam) atau D1 lalu melakukan eksekusi pada timeframe yang lebih kecil, yaitu H1, M30 atau M15. Day trader tidak membutuhkan waktu lama—untuk terus-menerus—di depan layar karena dalam prakteknya mereka akan jarang sekali memantau transaksi mereka. Dibanding melakukan cut loss mereka lebih senang mengantisipasi kerugian dengan memasang stop loss (SL). SL yang ditentukan pun tidak sembarangan. Day trader yang baik haruslah menyesuaikan level SL atau alokasi kerugian mereka dengan money management (MM) yang dianutnya. (MM akan saya bahas lebih detail di bab “Manajemen Resiko”).
Swinger / Long-Term
Trader Yang terakhir yaitu swinger / long-term trader (trader jangka panjang). Sesuai dengan artinya, tipe trader ini biasa membuka posisi untuk target jangka panjang. Mereka bisa menahan transaksinya terus berjalan hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lamanya. Sejalan dengan targetannya, swinger harus pula dibarengi dengan margin yang terbilang cukup besar —lebih besar daripada yang dimilikiday trader dan scalper—untuk menahan pergerakan harga jika sewaktu-waktu terjadi kerugian. Target yang ditentukan swinger dapat mencapai kisaran 300 pips keatas setiap kali transaksinya.
Cara kerja yang dimiliki swinger tidak jauh beda dengan day trader; menganalisa pergerakan agregat dengan menggunakan TF besar dan mengeksekusinya pada TF yang lebih kecil. Hanya saja, swinger terbiasa menganalisa pada TF dengan skala lebih besar seperti W1 (weekly/mingguan) dan M1 (monthly/bulanan). Umumnya, mereka menganalisa pada TF M1 dan mengeksekusi pada TF W1 atau H4. Mereka pun lebih senang menggunakan stop loss dibanding melakukan cutting loss. Poin utama yang harus dimiliki oleh seorang swinger adalah mahir dalam analisa fundamental. Mengapa? Karena pergerakan harga jangka panjang sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental.
Itulah tipe-tipe trader yang dikenal dalam forex. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jam terbang Anda, Anda akan–dengan sendirinya–dapat menentukan mana tipe yang sesuai dengan kriteria dan kepribadian Anda. Pada dasarnya, Anda bisa mengkombinasikan dua tipe yang ada sekaligus sesuai dengan kebutuhan. Namun, tetaplah konsisten dalam menjalaninya agar profit yang Anda peroleh pun konsisten.
“Kenalilah diri Anda terlebih dahulu sebelum Anda mengenali musuh.”
Kutipan di atas dimaksudkan agar kita dapat mengenali diri kita terlebih dahulu sebelum kita benar-benar bertarung di arena forex. Pengenalan diri dinilai sangat penting, karena dengan mengetahui karakter dan kepribadian diri sendiri, kita dapat menemukan pola trading yang tepat dan sesuai sehingga mampu menjadi penunjang dan penghasil profit bagi trading kita. Terdapat bermacam-macam karakteristik trader dalam forex. Namun, secara umum tipe trader dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu: Scalper, Intraday, dan Swinger.
Scalper
Scalper adalah sebutan untuk trader yang menganut paham scalping. Scalping sendiri berasal dari bahasa inggris dengan kata dasar scalp yang artinya lompatan kutu atau juga lompatan kecil. Sesuai dengan artinya, penganut paham ini lebih senang melakukan “lompatan-lompatan” kecil atau bisa diartikan mengambil keuntungan yang cenderung kecil namun dalam jumlah transaksi besar (lot) atau banyak (posisi). Keuntungan yang ditargetkan scalper umumnya berkisar 10 – 15 pips per transaksi.
Scalper lebih senang menggunakan Timeframe (TF) kecil untuk eksekusinya. Mereka biasa menggunakan TF mulai dari yang terkecil M1, M5, sampai dengan H1. Penggunaan TF kecil (M1 dan M5) ini sangat tidak disarankan bagi pemula karena fluktuasi dan volatilitas harga yang terjadi di TF ini sangatlah tinggi dan cepat sehingga dapat menyulitkan dalam menganalisa harga. Scalper juga dituntut memiliki kesabaran dan mental yang bagus karena dalam prakteknya nanti mereka akan jarang sekali menggunakan Stop Loss (SL) sehingga mewajibkan mereka “memakan” waktu lebih lama di depan layar untuk memantau pergerakan harga. Pemantauan ini bertujuan agar scalper dapat menentukan langkah lanjutan—cutting loss (CL)—jika ternyata harga bergerak berlawanan dan cutting profit (CP) jika harga telah mencapai target yang ditentukan.
Intraday / Day Trader
Tipe ini adalah istilah untuk mereka yang membuka dan menutup posisinya pada hari yang sama atau biasa disebut juga trader harian. Meski dikatakan membuka dan menutup posisi pada hari yang sama, day trader sebenarnya sering menahan pergerakan hingga berhari-hari lamanya sampai target dan ekspektasinya tercapai. Lazimnya, day trader memiliki target profit 50 – 100 pips per transaksi sehingga memaksa mereka untuk menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari agar target yang telah ditentukan tercapai. Namun demikian, tak sedikit pula day trader yang memasang target melebihi angka 100 pips dalam setiap kali transaksinya.
Timeframe yang biasa digunakan day trader adalah M15 (per 15 menit) sampai dengan D1 (per 24 jam atau daily/harian). Mereka terbiasa menganalisa pergerakan agregat di timeframe besar seperti H4 (per 4 jam) atau D1 lalu melakukan eksekusi pada timeframe yang lebih kecil, yaitu H1, M30 atau M15. Day trader tidak membutuhkan waktu lama—untuk terus-menerus—di depan layar karena dalam prakteknya mereka akan jarang sekali memantau transaksi mereka. Dibanding melakukan cut loss mereka lebih senang mengantisipasi kerugian dengan memasang stop loss (SL). SL yang ditentukan pun tidak sembarangan. Day trader yang baik haruslah menyesuaikan level SL atau alokasi kerugian mereka dengan money management (MM) yang dianutnya. (MM akan saya bahas lebih detail di bab “Manajemen Resiko”).
Swinger / Long-Term
Trader Yang terakhir yaitu swinger / long-term trader (trader jangka panjang). Sesuai dengan artinya, tipe trader ini biasa membuka posisi untuk target jangka panjang. Mereka bisa menahan transaksinya terus berjalan hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lamanya. Sejalan dengan targetannya, swinger harus pula dibarengi dengan margin yang terbilang cukup besar —lebih besar daripada yang dimilikiday trader dan scalper—untuk menahan pergerakan harga jika sewaktu-waktu terjadi kerugian. Target yang ditentukan swinger dapat mencapai kisaran 300 pips keatas setiap kali transaksinya.
Cara kerja yang dimiliki swinger tidak jauh beda dengan day trader; menganalisa pergerakan agregat dengan menggunakan TF besar dan mengeksekusinya pada TF yang lebih kecil. Hanya saja, swinger terbiasa menganalisa pada TF dengan skala lebih besar seperti W1 (weekly/mingguan) dan M1 (monthly/bulanan). Umumnya, mereka menganalisa pada TF M1 dan mengeksekusi pada TF W1 atau H4. Mereka pun lebih senang menggunakan stop loss dibanding melakukan cutting loss. Poin utama yang harus dimiliki oleh seorang swinger adalah mahir dalam analisa fundamental. Mengapa? Karena pergerakan harga jangka panjang sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental.
Itulah tipe-tipe trader yang dikenal dalam forex. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jam terbang Anda, Anda akan–dengan sendirinya–dapat menentukan mana tipe yang sesuai dengan kriteria dan kepribadian Anda. Pada dasarnya, Anda bisa mengkombinasikan dua tipe yang ada sekaligus sesuai dengan kebutuhan. Namun, tetaplah konsisten dalam menjalaninya agar profit yang Anda peroleh pun konsisten.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar atau masukan terhadap materi yang sudah dibahas di atas. Dilarang melakukan SPAM dan promo. Salam Profit